Rabu, 25 April 2012

ANALISA PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA GAMBIR CETAK DI NAGARI SIALANG, KECAMATAN KAPUR IX, KABUPATEN 50 KOTA SUMATERA BARAT

ANALISA PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA GAMBIR CETAK DI NAGARI SIALANG, KECAMATAN KAPUR IX, KABUPATEN 50 KOTA SUMATERA BARAT ( Analysis of Income and Bussines Efficiency of “Gambir Cetak” Industry In Nagari Sialang, Kapur IX District, District of 50 Kota, West Sumatera ) Oleh Ir. Reflis, M.Si*) ABSTRACT Research analysis of income and bussines efficiency of “Gambir Cetak” Industry is aims to determine the level of operating income and business efficiency, and to find out the differences in earnings and business efficiency of Cetak Gambir production in each season. Determining the location of the research is done on purpose (purposive), sampling is performed by simple random sampling and obtained 31 respondents (famers). Datas consist of primary and secondary datas. The primary datas are colleced through direct interviews with respondens (farmers) and the secondary datas are obtained from literature study and the institution’s documents which related to this research. The result of this research shows that the average income of “Gambir Cetak” Industry in one-year operating amounted to Rp. 7.195.965,59, in the season 1 amounted to Rp 3.266.756,989 and in season 2 amounted to Rp 3.929.208,602. The average R /C ratio (efficiency) in one year is 1,57, for season 1, Average R / C ratio (efficiency) is obtained 1,48 and in season 2, Average R/C ratio (efficiency) is obtained 1,62. Based on the datas, the “Gambir Cetak” Industry is efficient (profitable). The result of the dirrerencial income test, statistically, is obtained that the outcome of “Gambir Cetak” Industry in season 2 is higher than in season 1, evident at the level of 95%. And the Result of differencial efficiency, statistically, is obtained that the efficiency of “Gambir Cetak” Industry in season 2 is higher than in season 1, evident at the level of 95%. The problems that faced by farmers in this bussines are the fluctuation of price and the limitation of technology, famers need a guarantee of the price of products from both the government and relevant parties (stakeholders) and new technology for productivity and value added processing result of Gambir. Keyword : Income, bussines efficiency, season of production. *) Staf Pengajar Di Jurusan Social Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian Universitas Bengkulu PENDAHULUAN Di Kabupaten 50 Kota sebaran perkebunan gambir ada di Kecamatan Kapur IX, Mahat, Pangkalan Koto Baru dan Suliki Gunung Mas. Kapur IX merupakan kecamatan penghasil gambir terbesar ( hampir 2/3 total produksi ) dari Kabupaten 50 Kota. Karena gambir memenuhi secara skala ekonomi untuk dikembangkan dan sangat potensial maka pengembangan pengolahan langsung dikembangkan pada sektor produksi tanaman gambir tersebut. Gambir yang dijadikan komoditas untuk pemasaran di hargai dengan kualitas pasar adalah sejenis getah yang dikeringkan yang berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan yang bernama sama yaitu gambir ( Uncaria Gambier Roxb ).Bentuk cetakan biasanya silinder menyerupai gula merah atau batere pada umumnya yang berwarna coklat kehitaman, seperti itulah komoditas yang dipergunakan dalam perdagangan, ada bentuk lain berupa bubuk atau biscuit (Fauza, 2009 ). Hasil gambir yang sudah dicetak tersebut biasanya langsung diterima pasar dalam kisaran harga tertentu dimana pada harga pasar komoditi gambir juga mengalami permasalahan klasik yaitu terjadinya fluktuasi harga ditingkat petani yang berdampak langsung terhadap pendapatan para petani yang mengusahakannya, kisaran harga jual gambir yang telah dicetak pada tingkat petani per kg adalah Rp 8.000,- hingga Rp 25.000,- ( Sumantri, 2008 ). Untuk itu petani gambir umumnya harus bisa mengikuti tren harga yang sering berfluktuasi pada komoditi gambir tersebut, dalam mengolah gambir untuk menjadi gambir cetakan para petani gambir harus memikirkan biaya produksi pengolahan agar pendapatan yang maksimal akan tercapai karena pendapatan tersebut dipengaruhi oleh harga dan produksi. Melihat dari prospek atas usaha perkembangan usaha komoditi gambir cetak yang terbuka lebar di Kabupaten 50 Kota yang telah dapat diekspor ke berbagai daerah dan negara, khususnya pada Kecamatan Kapur IX di Nagari Sialang dimana daerah tersebut merupakan daerah yang paling banyak melakukan usaha budidaya serta produksi gambir cetak setiap tahunnya yang sesuai musim produksi, maka perlu melihat pendapatan usaha gambir cetak serta efisiensi usahanya serta mengetahui adakah perbedaan pendapatan serta efisiensi usaha yang berguna untuk pilihan petani yang juga sebagai pengusaha gambir cetak dalam memutuskan optimalisasi usahanya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Sialang Kecamatan Kapur IX Kabupaten 50 Kota Propinsi Sumatera Barat secara sengaja (Purposive). Populasi yang menjadi target penelitian ini adalah masyarakat yang mengusahakan usaha gambir cetak di Nagari Sialang dengan jumlah populasinya berjumlah 312 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode acak sederhana ( Simple Random Sampling) dimana tiap unit populasi mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel ( Nazir, 1999 ). Jadi sampel diambil 10% dari populasi yang berjumlah 312 yaitu sebanyak 31 responden, dengan demikian diharapkan dapat memberikan informasi yang mewakili kondisi riil di daerah penelitian. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari responden melalui teknik wawancara terstruktur dengan menggunakan kuisioner (daftar pertanyaan) yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu oleh peneliti, sedangkan data sekunder diperoleh dari pustaka atau literatur-literatur dan instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Untuk menghitung pendapatan dari petani yang mengusahakan gambir cetak di dapat dari hasil penjualan produksi gambir cetak tersebut yang kemudian di kurangi dengan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Rumus yang digunakan yaitu : Pd = TR – TC TR = Y.Py TC = FC + VC VC = Px. X Dimana : Pd = Pendapatan Petani Gambir ( Rp) TR = Total penerimaan ( Rp) TC = Total Biaya ( Rp) Py = Harga produk yang dihasilkan ( Rp/Kg) Y = produksi usaha (Kg) Px = Harga Input ( Rp) X = Jumlah Input (satuan) Untuk menganalisa efisiensi usaha digunakan metode R/C ratio, dimana R/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan ( Soekartawi, 2005 ) yang dirumuskan sebagai berikut : R/C ratio = TR/TC Dimana TR = Total Revenue / penerimaan ( Rp) TC = Total Cost / Total Biaya ( Rp ) Dengan kriteria : 1. Jika R/C ratio < 1, maka usaha pengolahan gambir cetak yang diusahakan oleh petani gambir tidak efisien ( tidak menguntungkan ). 2. Jika R/C ratio = 1, maka usaha pengolahan gambir cetak yang diusahakan oleh petani gambir mengalami pulang pokok ( Break Event Point ). 3. Jika R/C ratio > 1, maka usaha pengolahan gambir cetak yang diusahakan oleh petani gambir efisien ( menguntungkan ) Untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata – rata pendapatan usaha gambir cetak pada musim 1 dengan pendapatan usaha gambir cetak pada musim 2, dapat diuji dari rata-rata nilai tengah menggunakan uji beda nilai tengah (uji t) menurut Adiningsih ( 1993 ), dengan tingkat kepecayaan 95% rumus t hitung yang digunakan adalah : Dimana : =Pendapatan usaha gambir cetak musim 1 =Pendapatan usaha gambir cetak musim 2 = Rata – rata pendapatan usaha gambir cetak musim 1 = Rata – rata pendapatan usaha gambir cetak musim 2 = Keragaman usaha gambir cetak musim 1 = Keragaman usaha gambir cetak musim 2 = keragaman sampel = Jumlah sampel petani usaha gambir cetak musim 1 = Jumlah sampel petani usaha gambir cetak musim 2 Maka prosedur uji t sebagai berikut : Ho : µ1 ≥ µ2 Ha : µ1 < µ2 Keterangan : µ1 = rata-rata pendapatan usaha gambir cetak musim 1 µ2 = rata-rata pendapatan usaha gambir cetak musim 2 Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: • T hitung >T tabel maka keputusannya : terima Ha atau tolak Ho artinya secara statistik pendapatan usaha gambir cetak pada musim 2 lebih besar dari pada pendapatan musim 1 dimana perbedaan tersebut nyata pada taraf kepercayaan 95%. • T hitung ≤ T tabel maka keputusannya: tolak Ha atau terima Ho artinya secara statistik pendapatan usaha gambir cetak pada musim 1 lebih besar dan sama dengan pendapatan pada musim 2 dimana perbedaan tersebut tidak nyata pada taraf kepercayaan 95%. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata – rata efisiensi usaha gambir cetak pada musim 1 dengan efisiensi pada musim 2, dapat diuji dari rata-rata nilai tengah menggunakan uji beda nilai tengah (uji t) menurut Adiningsih ( 1993 ), dengan tingkat kepecayaan 95% rumus t hitung yang digunakan adalah : Dimana : = efisiensi usaha gambir cetak musim 1 =efisiensi usaha gambir cetak musim 2 = Rata – rata efisiensi usaha gambir cetak musim 1 = Rata – rata efisiensi usaha gambir cetak musim 2 = Keragaman usaha gambir cetak musim 1 = Keragaman usaha gambir cetak musim 2 = keragaman sampel = Jumlah sampel petani usaha gambir cetak musim 1 = Jumlah sampel petani usaha gambir cetak musim 2 Maka prosedur uji t sebagai berikut : Ho : µ1 ≥ µ2 Ha : µ1 < µ2 Keterangan : µ1 = rata-rata efisiensi usaha gambir cetak musim 1 µ2 = rata-rata efisiensi usaha gambir cetak musim 2 Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: • T hitung> T tabel maka keputusannya : terima Ha atau tolak Ho artinya secara statistik efisiensi usaha gambir cetak pada musim 2 lebih besar dari pada efisiensi musim 1 dimana perbedaan tersebut nyata pada taraf kepercayaan 95%. • T hitung ≤ T tabel maka keputusannya: tolak Ha atau terima Ho artinya secara statistik efisiensi usaha gambir cetak pada musim 1 lebih besar dan sama dengan efisiensi usaha gambir cetak pada musim 2 dimana perbedaan tersebut tidak nyata pada taraf kepercayaan 95%. HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya Usaha Gambir Cetak Total biaya yang dikeluarkan oleh Pengusaha Gambir cetak rata-rata dalam satu tahun adalah sebesar Rp12.123.066,67 yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, pengeluaran biaya yang paling dominan adalah untuk biaya variabel yaitu biaya bahan baku, bahan bakar, pupuk dan pengambilan air karena merupakan input pokok dalam memproduksi gambir cetak yaitu sebesar Rp10.652.451,61 atau 87,86% dari seluruh rata-rata total biaya produksi selama satu tahun, selanjutnya biaya tetap yang dikeluarkan hanya untuk penyusutan alat dan bangunan, untuk sewa lahan dan pajak serta pengeluaran tetap lainnya tidak ada ditemui dilokasi penelitian, rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan dalam 1 tahun sebesar Rp 1.470.615,054 atau 12,13 % dari rata-rata total biaya produksi. Pada penelitian dilapangan dalam 1 tahun tersebut ada 2 musim produksi maka rata-rata total biaya yang dikeluarkan juga berbeda. Pada musim 1 rata-rata total biaya produksi yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 6.485.178,495 yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, pengeluaran biaya yang paling dominan juga pada biaya variabel yaitu biaya bahan baku, bahan bakar, pupuk dan air karena merupakan input pokok dalam memproduksi gambir cetak pada musim 1 yaitu sebesar Rp5.749.870,968 atau 88,66 % dari seluruh rata-rata total biaya produksi selama musim 1, selanjutnya biaya tetap yang dikeluarkan hanya untuk penyusutan alat dan bangunan yaitu sebesar Rp 735.307,5269 atau 11,33 % dari seluruh rata-rata total biaya produksi selama musim 1. Pada musim 2 sama halnya dengan musim 1 tetapi besarnya pengeluaran yang berbeda yaitu rata-rata total biaya produksi yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 5.637.888,172 yang terdiri dari biaya variabel yang dikeluarkan sebesar Rp 4.902.580,645 atau 86,96 % dari seluruh rata-rata total biaya produksi selama musim 2dan biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp 735307,5269 atau 13,04 % total biaya produksi selama musim 2. Penerimaan Usaha Gambir Cetak Total penerimaan yang diterima dalam satu tahun pada usaha gambir cetak ini adalah Rp 19.319.032,26,- dimana dalam satu tahun tersebut terjadi dua kali proses produksi yang dikelompokkan untuk musim 1 dan musim 2. Pada musim 1 penerimaan usaha gambir cetak rata-rata didapatkan sebesar Rp 9.751.935,484,- dan musim 2 penerimaan rata-rata usaha gambir cetak didapatkan sebesar Rp 9.567.096,774,-. Perbedaan ini terjadi karena penyebab faktor alam dan harga, faktor alam dikarenakan bahwa bahan baku daun gambir tergantung musim hujan dan juga musim panas serta pertumbuhan daun , jika musim 1 produksi gambir cetak lebih banyak dari musim ke 2 hal ini disebabkan perolehan getah gambir serta bahan baku yang lebih banyak dari musim sebelumnya untuk memproduksi gambir cetak , sementara harga yang tidak sama setiap musim produksi akan berdampak kepada penerimaan petani pengusaha gambir cetak dimana harga yang berlaku pada musim 1 rata-rata berada pada tingkat petani pengusaha gambir cetak sebesar Rp 21.806,45161,- dan untuk musim 2 sebesar Rp 25.193,54839,-, jadi dapat terlihat bahwa harga untuk musim produksi ke 2 lebih tinggi dari pada musim sebelumnya, karena harga tergantung dari permintaan pelaku pasar setempat yang juga disesuaikan dengan harga komoditas dunia. Pendapatan dan Efisiensi Usaha Gambir Cetak. Penerimaan yang diterima oleh unit usaha petani pengusaha gambir cetak cukup besar tetapi jika dilihat dari pendapatannya kurang dari setengah penerimaannya, ini terjadi pada setiap musim baik musim 1 maupun musim 2, pada musim 1 tingkat penerimaan yang didapat unit usaha petani pengusaha gambir cetak rata-rata Rp 9.751.935,484, tetapi biaya yang harus dikeluarkan juga besar yaitu Rp 6.485.178,495. Maka pendapatan unit usaha petani pengusaha gambir cetak yang diterima menjadi kecil yaitu sebesar Rp 3.266.756,989. Begitu juga pada musim 2 tingkat penerimaan unit usaha petani pengusaha gambir cetak rata-rata sebesar Rp 9.567.096,774, biaya yang dikeluarkan juga besar yaitu Rp 5.637.888,172, maka pendapatan unit usaha petani pengusaha gambir cetak yang didapatkan menjadi kecil yaitu sebesar Rp 3.929.208,602 R/C rasio usaha gambir cetak dalam satu tahun sebesar 1.57 artinya setiap biaya yang dikeluarkan Rp 1 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,57 dalam 1 tahun tersebut, untuk lebih jelas lagi dapat dilihat tingkat efisiensi usaha gambir cetak pada setiap musimnya, pada musim 1 R/C rasio usaha gambir cetak didapatkan sebesar 1,48 artinya setiap biaya yang dikeluarkan Rp 1 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,48 dalam musim 1 produksi gambir cetak, kemudian pada musim 2 R/C rasio yang didapatkan sebesar 1,67 artinya setiap biaya yang dikeluarkan Rp 1 akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,67 dalam musim 2 produksi gambir cetak, dengan demikian usaha gambir cetak di Nagari Sialang sudah dapat dikatakan efisien dan menguntungkan, ini terlihat dari rata-rata jumlah penerimaan yang cukup besar bila dibandingkan dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan sehingga petani gambir cetak masih bisa menikmati pendapatan yang mereka peroleh. Uji Beda Rata-Rata Pendapatan dan Efisiensi pada Usaha Gambir Cetak Musim 1 dan Musim 2 Hasil analisis terhadap uji beda rata-rata pendapatan yang dilakukan pada kedua musim produksi gambir cetak didapat nilai t hitung usaha gambir cetak : 1,852 angka tersebut lebih besar dari nilai T tabel 1,697, jadi T hitung > T tabel maka keputusannya : terima Ha atau tolak Ho artinya secara statistik pendapatan usaha gambir cetak pada musim 2 lebih besar dari pada usaha gambir cetak musim 1 dimana perbedaan tersebut nyata pada taraf kepercayaan 95%. Perbedaan yang signifikan dari pendapatan yang terjadi pada musim 1 dan musim 2 bisa menjadi pertimbangan bagi petani dalam mengusahakan gambir cetak, karena setiap musimnya harga gambir selalu berfluktuasi serta produksi dan kualitas gambir yang dihasilkan juga berbeda, tinggal bagi petani untuk mengoptimalkan produksi pada musim yang mana bagusnya agar pendapatan yang diinginkan maksimal didapatkan, jika saja tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap pendapatan usaha gambir cetak maka petani yang mengusahakannya akan melakukan perlakukan yang sama terhadap produksinya. Hasil uji beda rata-rata efisiensi yang dilakukan pada kedua musim produksi gambir cetak didapat nilai T hitung usaha gambir cetak : 23,213 angka tersebut lebih besar dari nilai T tabel 1,697 jadi T hitung > T tabel maka keputusannya : terima Ha atau tolak Ho artinya secara statistik efisiensi usaha gambir cetak pada musim 2 lebih besar dari pada efisiensi usaha gambir cetak musim 1 dimana perbedaan tersebut nyata pada taraf kepercayaan 95%. Ada perbedaan yang signifikan dari tingkat efisiensi usaha gambir cetak ini, untuk itu petani bisa melihat pada musim yang mana usahanya lebih efisien dan menguntungkan untuk meningkatkan usaha gambir cetaknya, walaupun dari musim1 dan musim 2 R/C rasio usaha lebih dari 1 yang artinya semua musim dalam 1 tahun tersebut menguntungkan tetapi ada salah satu musim yang lebih tinggi tingkat efisiensinya dalam berusaha gambir cetak. Dilihat dari hasil penelitian pada musim 2 tingkat efisiensi usaha lebih tinggi dari pada efisiensi usaha musim 1 maka petani dapat melihat peluang untuk lebih meningkatkan usaha pada musim 2. Hal ini disebabkan oleh karena penerimaan yang lebih tinggi pada musim 2 jika dibandingkan dengan musim 1 dengan begitu bisa dilihat bahwa penerimaan yang tinggi sangat dipengaruhi oleh harga sementara produksi gambir cetak lebih banyak pada musim 1 begitu juga dengan biaya yang dikeluarkan. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pendapatan rata-rata usaha gambir cetak dalam 1 tahun adalah sebesar Rp. 7.195.965,59 pendapatan ini terbagi ke dalam musim 1 sebesar Rp. 3.266.756,989 dan pada musim 2 sebesar Rp. 3.929.208,602. Hasil analisis R/C Ratio usaha gambir cetak selama 1 tahun adalah sebesar1,57, dimana angka tersebut lebih besar dari 1 maka usaha gambir cetak selama 1 tahun ini sudah efisien dan menguntungkan, begitu juga jika dilihat dari musim 1 dan musim 2 yang juga sudah dapat dikatakan efisiensi dan menguntungkan usaha gambir cetaknya yaitu pada musim 1 sebesar1,48 dan pada musim 2 sebesar 1,62. Secara statistik pendapatan usaha gambir cetak pada musim 2 lebih besar dari pada usaha gambir cetak musim 1 dimana perbedaan tersebut nyata pada taraf kepercayaan 95%, begitu juga dengan efisiensi usaha, secara statistik efisiensi usaha gambir cetak pada musim 2 lebih besar dari pada efisiensi usaha gambir cetak musim 1 dimana perbedaan tersebut nyata pada taraf kepercayaan 95%. Saran yang diharapkan kepada petani sebagai pengusaha gambir cetak dalam penelitian ini agar lebih mengoptimalkan usaha untuk mendapatkan pendapatan maksimal pada musim 2 yang diiringi dengan mencari informasi terhadap harga ke pasar gambir dan petani sebagai pengusaha gambir cetak lebih mencari informasi teknologi kepada dinas terkait atau pihak berwenang dan mengadopsi teknologi baru dalam pengolahan gambir cetak untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Pemerintah dalam hal ini ikut menjaga keseimbangan dan mempertahankan usaha gambir cetak dilokasi penelitian, baik dari stabilitas harga dan fasilitator dengan pihak luar. Diharapkan kepada pemerintah atau swasta agar dapat berinvestasi dalam pembangunan pabrik pengolahan lebih lanjut gambir cetak sehingga lebih meningkatkan nilai tambah dari komoditi gambir cetak yang juga berdampak kepada harga gambir cetak untuk peningkatan pendapatan petani. DAFTAR PUSTAKA Adiningsih, Sri. 1993. Statistik ( Edisi I ).BPFE-Yogyakarta.Yogyakarta. Fauza, Hamda. 2009. Tanaman Gambir, Mutiara Baru dari Sumatera Barat. http://www.cps-sss.org/sumbar/kabupaten50kota (Diakses 14 oktober 2010). Nazir, M. 1999. Metode Penelitian Sosial. Ghalia Indonesia. Jakarta Soekartawi. 2005. Agribisnis Teori Dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sumantri,Anton.2008. Prospek Pengembangan Gambir Masih Terbuka Lebar. http://gebuminang.org/ prospek pengembangan gambir masih terbuka lebar. html I/ (Diakses 14 oktober 2010).