A. Pengertian dan Fungsi Masjid
1. Masjid adalah bangunan tempat beribadah umat muslim untuk mengingat, mensyukuri dan menyembah Allah swt. dengan baik.
2. Masjid memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi keagamaan, yaitu sebagai tempat untuk beribadah, seperti shalat baik fardlu maupun sunnat serta berzikir.
b. Fungsi sosial, yaitu sebagai tempat untuk melakukan berbagai kegiatan kemasyarakatan, seperti pengelolaan zakat, pengobatan dan khitanan massal, akad nikah dan menshalatkan jenazah.
c. Fungsi pendidikan dan kebudayaan, yaitu sebagai tempat dilaksanakannya berbagai kegiatan pendidikan dan kebudayaan umat, seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), pengajian, olah raga, pramuka dan kesenian.
B. Persiapan ke Masjid
1. Berniat dengan ikhlas karena Allah swt.
2. Berwudlu, memakai busana yang menutup aurat, bersih, sopan dan rapi serta memakai wangi-wangian sekedarnya. Bagi perempuan hendaknya berbusana muslimah yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan, misalnya mukena (rukuh, Jw.).
3. Melakukan shalat sunat syukrul wudlu dua rakaat dan bila telah masuk waktu shalat fardlu diutamakan mengerjakan shalat sunnah qabliyah di rumah.
4. Memberitahu atau minta izin kepada keluarga yang berada di rumah, kemudian mengucapkan salam. Ketika hendak berangkat baca/ucapkanlah:
BISMILLAHI TAWAKKALTU ‘ALALLOHI, LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYYIL ‘ADZIM
Artinya: Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung. (H.S.R. Bukhari, Abu Dawud dan Tirmizi).
5. Diutamakan berangkat ke masjid pada awal waktu.
6. Berjalan menuju ke masjid dengan tenang, sopan dan tidak tergesa-gesa.
7. Dalam perjalanan menuju ke masjid baca/ucapkanlah doa:
ALLOHUMMAJ’AL FI QOLBI NURON, WA FI LISANI NURON, WA FI BASHORI NURON, WA FI SAM’I NURON, WA ‘AN YAMINI NURON, WA ‘AN YASARI NURON, WA MIN FAWQI NURON, WA MIN TAHTI NURON, WA MIN AMAMI NURON, WA MIN KHOLFI NURON, WAJ‘ALLI FI NAFSI NURON, WA’DZIMLI NURON.
Artinya: Ya Allah jadikanlah cahaya pada hatiku, ucapanku, penglihatanku, pendengaranku, sebelah kanan dan kiriku, bagian atas dan bawahku, dari arah depan dan belakangku, serta jadikanlah cahaya pada jiwaku, dan besarkanlah cahaya untukku. (H.S.R. Bukhari dan Muslim).
7. Beri dan/atau jawablah salam (ASSALAMU‘ALAIKUM....) bila bertemu dengan sesama muslim atau muslimah dengan sopan.
8. Bagi yang pergi ke masjid naik kendaraan baca/ucapkanlah doa:
BISMILLAHI MAJREHA WA MURSAHA, INNA ROBBI LAGHOFURURROHIM.
Artinya: Dengan nama Allah yang menjalankan kendaraan ini dan tiba (sampai ke tujuan). Sesungguhnya Tuhanku Mahapengampun lagi Mahapenyayang. (Q.S. Hud/11: 41).
Atau membaca/mengucapkan doa:
SUBH}ANALLADZI SAKHKHORO LANA HADZA, WA MA KUNNA LAHU MUQRININ. WA INNA ILA ROBBINA LAMUNGQOLIBUN.
Artinya: Mahasuci Tuhan yang telah Menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. (Q.S. Az-Zukhruf/ 43: 13-14).
C. Amalan-amalan di Masjid.
1. Masuk ke masjid dengan mendahulukan kaki kanan sambil mengucapkan doa:
اللهم افتح لي أبواب رحمتك
ALLOHUMMAFTAHLI ABWABA ROHMATIK.
Artinya: Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu. (H.S.R. Muslim).
2. Sebelum duduk di masjid, diutamakan bagi laki-laki memilih shaf (baris) terdepan, dan bagi perempuan memilih shaf paling belakang, serta shalat sunnat tahiyyatul masjid dua rakaat.
3. Bila masuk ke masjid sementara adzan sedang dikumandangkan, berdirilah dengan mendengarkan dan menjawab adzan, kemudian shalat tahiyyatul masjid. Adapun cara menjawab adzan adalah seperti yang diucapkan oleh muadzin, kecuali pada lafal: HAYYA ‘ALASHSHOLA<
لا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم
LA HAWLA WA LA QUWWATA ILLA BILLAHIL ‘ALIYYIL ‘ADZIM.
Artinya: Tidak ada daya dan kekuatan, kecuali dari Allah yang Mahaagung. (H.S.R. Bukhari dan Muslim).
Sebelum masuk waktu Shubuh (kira-kira satu jam) disyariatkan adanya adzan awal untuk membangunkan dan mengingatkan serta memberi kesempatan melaksanakan shalat malam (lail/ tahajjud). Pada adzan awal setelah lafal HAYYA ‘ALAL FALAH, ditambahkan lafal tatswib yaitu:
ASHSHOLATU KHOIRUM MINANNAUM (2X).
Artinya: Shalat itu lebih baik dari pada tidur.
Tidak ditemukan tuntunan dari Nabi untuk menjawab lafal ini.
Adapun lafal adzan kedua yakni Shubuh sama dengan adzan shalat-shalat fardlu lainnya.
Jika keadaan sedang hujan deras dan cuaca sangat dingin, muadzin mengganti lafal HAYYA ‘ALASHSHOLAH dengan lafal: صلوا في بيوتكم SHOLLU FI BUYUTIKUM. (2X) Artinya: Shalatlah kalian (saudara-saudara) di rumah.
Adapun menirukan atau menjawab iqamat seperti dengan ucapan SHODAQTA WA BARIRTA WA ANA ‘ALA DZAIKA MINASYSYAHIDIN tidak ada tuntunan dari Nabi.
4. Setelah adzan bacalah doa:
اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة, أت محمدا الوسيلة والفضيلة, وابعثه مقاما محمودا الذي وعدته
ALLOHUMMA ROBBA HADZIHIDDA’WATITTAMMAH, WASH-SHOLATIL QAIMAH, ATI MUHAMMADANIL WASILATA WALFADLl-LAH, WAB‘ATSHU MAQOMAM MAHMUDANIL LADZI WA‘ADTAH.
Artinya: Ya Allah, Tuhan (pemilik) seruan yang sempurna ini, dan shalat yang kokoh ini, berilah wasilah dan klebihan kepada Muhammad, dan sampaikanlah kepadanya kedudukan yang terpuji, yang telah Engkau janjikan kepadanya. (H.S.R. Bukhari).
5. Antara adzan dan iqamat diutamakan membaca doa apa pun yang baik dengan bahasa apa pun tidak harus dengan bahasa Arab, sesuai yang dikehendaki, karena waktu tersebut sangat baik untuk berdoa.
6. Setelah iqamat dikumandangkan hendaklah segera dilaksanakan shalat berjamaah dengan tertib. Shaf bagi jamaah laki-laki diutamakan di shaf terdepan, sedangkan jamaah perempuan diutamakan pada shaf paling belakang. Antara jamaah laki-laki dan perempuan tidak perlu dibatasi dengan tabir atau penyekat.
7. Dzikir (wiridan, Jw.) dan berdoa sesudah shalat dilakukan secukupnya, sendiri-sendiri dan dengan suara yang lembut (lirih, Jw.).
Misalnya dengan membanca dzikir dan doa berikut secara berutan:
a. Istighfar 3X yaitu أستغفرالله (ASTAGHFIRULLOH).
Artinya: Aku mohon ampunan ya Allah. (H.S.R. Bukhari dan Muslim)
b. اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت ياذا الجلال والإكرام
ALLOHUMMA ANTASSALAM WA MINGKASSALAM TABAROKTA YA DZALJALALI WALIKROM.
Artinya: Ya Allah Engkaulah pemberi kedamaian, dan dari-Mu lah berasal kedamaian. Engkau telah memberi berkah, wahai (Zat) yang Mahaperkasa lagi Mahamulia. (H.S.R. Jamaah kecuali Bukhari).
لا اله ا لا الله وحده لا شريك له, له الملك وله الحمد وهو علي كل شيء قدير, لاحول ولا قوة الا بالله
LA ILAHA ILLALLOH WAHDAHU LA SYARIKALAH, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAINGQODIR, LA HAWLA WA LA QUWWATA ILLA BILLAH.
Artinya: Tidak ada Tuhan selain Allah, yang Esa. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya lah segala puji. Dan Dia Mahakuasa terhadap segala sesuatu. (H.S.R Muslim).
c. اللهم لا ما نع لما أعطيت, ولا معطي لما منعت, ولا ينفع ذاالجد منك الجد
ALLOHUMMA LA MANI‘A LIMA A‘THOITA, WA LA MU‘TIYA LIMA MANA‘TA, WA LA YANFA‘U DZALJADDI MINGKALJADD.
Artinya: Ya Allah tiada satu pun yang menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada satu pun yang dapat memberi apa yang Engkau halangi. Dan kekayaannya itu tidak berguna bagi pemiliknya (untuk menyelamatkan diri) dari (siksaan)-Mu. (H.S. Ahmad).
d. االلهم أعني علي ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
ALLOHUMMA A’INNI ‘ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBADATIK.
Artinya: Ya Allah berikanlah pertolongan kepadaku untuk senatiasa berdzikir, bersyukur dan membaguskan ibadah pada-Mu. (H.R. Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Hakim).
e. Tasbih 33X (SUBHANALLOH 33x )
Artinya: Mahasuci Allah
Tahmid 33X (ALHAMDULILLAH 33x )
Artinya: Segala puji bagi Allah
Takbir 33 X ( ALLOHUAKBAR 33x )
Artinya: Allah Mahaagung (H.S.R Bukhari dan Muslim).
f. اللهم اني أعوذبك من البخل وأعوذ بك من الجبن وأعوذ بك من أن أرد الى أرذل العمر وأعوذ بك من فتنة الدنيا وأعوذ بك من عذاب القبر.
ALLOHUMMA INNI A‘UDZU BIKA MINALBUKHLI, WA A‘UDZU BIKA MINALJUBNI, WA A‘UDZU BIKA MIN AN URADDA ILA ARDZALIL ‘UMURI, WA A‘UDZU BIKA MIN FITNATIDDUNYA, WA A‘U DZUBIKA MIN ‘ADZABILQOBRI.
Artinya: Ya Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, pengecut, kepikunan, cobaan di dunia, dan siksa kubur. (H.S.>R. Bukhari)
8. Setelah berdzikir (wiridan) dan berdoa lakukanlah shalat sunnat ba’diyah (setelah shalat) Dzuhur, Maghrib dan Isya, dan diutamakan dikerjakan di rumah.
9. Amalan utama lainnya yang dapat dilakukan di masjid baik sebelum maupun sesudah shalat fardlu adalah sebagai berikut:
a. I’tikaf, yaitu berhenti atau diam sejenak di dalam masjid, dengan duduk yang sopan sebaiknya menghadap ke kiblat, untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampun kepada-Nya, menyesali kesalahan dan merencanakan amal kebaikan, membaca kalimah thayyibah, membaca al-Qur’an atau melakukan shalat sunnat. Waktu dan lamanya i’tikaf tidak ada ketentuan khusus, kapan saja boleh, meskipun hanya sebentar dengan niat karena Allah semata. Tempat i’tikaf hanyalah di masjid.
b. Membaca al-Qur’an dengan suara yang tidak mengganggu orang lain. Alangkah baiknya jika al-Qur’an yang dibaca itu sambil direnungkan maknanya. Diutamakan ketika membaca al-Qur’an dalam keadaan suci.
c. Berdzikir atau berdoa yang dilakukan dengan hati yang ikhlas, rendah hati, suara yang lembut serta berbaik sangka kepada Allah. Ketika berdoa sebaiknya menghadap ke kiblat. Dalam berdoa hendaknya dimulai dengan isti’adzah atau ta’awudz, basmalah, shalawat kepada Nabi Muhammad saw. dilanjutkan dengan doa inti yang dikehendaki serta diakhiri dengan shalawat dan hamdalah. Lafal-lafal doa sebaiknya diambil dari al-Qur’an
d. atau hadis atau dengan bahasa apapun yang dapat dipahami, dan tidak harus dengan bahasa Arab.
e. Shalat sunat, seperti shalat malam (lail), shalat dhuha, shalat istikharah, yang dikerjakan sesuai pada waktunya.
10. Selain amalan-amalan di atas, untuk lebih memakmurkan masjid, masjid pun dapat difungsikan sebagai tempat untuk berbagai kegiatan sosial, politik, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain sepanjang bagi kemaslahatan umat. Untuk itulah diperlukan pengurus atau takmir masjid yang akan mengelola masjid secara baik.
11. Segala hal yang tidak baik yang dapat mengganggu atau mengurangi fungsi dan nama baik masjid harus dihindari.
D. Keluar dari Masjid.
1. Ketika hendak pulang dari masjid periksalah jangan sampai ada yang tertinggal.
2. Ketika keluar dari masjid, langkahkanlah kaki kiri terlebih dahulu sambil berdoa:
اللهم افتح لي أبواب فضلك
ALLOHUMMAFTAHLI ABWABA FADHLIK.
Artinya: Ya Allah aku memohon kepada-Mu dari keutamaan-Mu. (H.S.R. Bukhari, Muslim, Tirmizi dan Ibnu Majah).
REFERENSI:
Al-Qur’an al-Karim.
C.D. Maktabah Alfiyah li as-Sunnah an-Nabawiyah, ‘Aman: Markaz at-Turats li Abhats al-Hasib al-Ati, 1419 H/1999 M.
C.D. Mausu‘ah al-Hadits asy-Syarif, VCR II. Global Islamic Software Company/ Syirkah al-Baramij al-Islamiyyah ad-Dauliyyah, 1991-1997.
Majelis Tarjih PP Muhammadiyah, Himpunan Putusan Majelis Tarjih. Yogyakarta: PP Muhammadiyah, cet. Ke-3, t.t.
Al-Qardhowi, Yusuf. Tuntunan Membangun Masjid, Terj. Abdul Hayyi al-Kattani, Jakarta: Gema Insani Press, 2000.
Ash-Shan‘ani, Muhammad bin Isma‘il. Subul as-Sala>m. Bandung: Dahlan, t.t. (empat juz dalam satu jilid).